Halaman

Selasa, 30 Juli 2013

Monumen Tsunami Aceh

Sembilan tahun yang lalu tepatnya tgl 26 Desember 2004, Aceh dilanda bencana tsunami yang selalu dikenang bangsa ini. Perjalanan kita kali ini untuk melihat monumen kapal-kapal yang terseret dari tengah laut ke dalam kota Banda Aceh, dan sampai sekarang kapal-kapal tersebut dijadikan monumen sebagai saksi sejarah “tsunami Aceh”. 
Kapal Apung PLN ditengah kota Banda Aceh_tsunami.doc.
Kapal diatas rumah_tsunami.doc.

Minggu, 28 Juli 2013

Makam Syech Abdurrauf bin Al Fansuri (Syiah Kuala) – Banda Aceh

Syech Abdurrauf bin Ali Al Fansuri As-Singkili atau yang lebih di kenal dengan nama Syiah Kuala, adalah seorang ulama besar yang sangat berpengaruh dalam membawa ajaran islam ke Indonesia, khususnya daerah aceh. Syech Abdurrauf bin Ali Fansuri memiliki ayah yang berasal dari Arab dan ibu yang berasal dari Aceh. Beliau dulunya pernah menuntut ilmu di Arab, namun setelah itu beliau kembali lagi ke Aceh untuk mengajarkan ilmu - ilmu yang pernah di pelajari kepada masyakat Aceh. Beliau membangun sebuah perguruan agama Islam yang telah menghasilkan banyak ulama. Karena letaknya tidak jauh dari muara sungai yang dalam bahasa Aceh disebut Kuala, maka makam tersebut dinamakan Syiah Kuala.




Mesjid Tuo Kampung Padang-TapakTuan

Mesjid Tuo Kampung Padang terletak di Gampong Padang Tapaktuan, Aceh Selatan. Mesjid Tuo Kampung Padang ini dibangun pada tanggal 10 Agustus 1108 Masehi oleh Syech Al-Jazirazi Farsyiah Bin Ibnu Mansyur dalam bentuk pondok kecil berlantai papan. Kemudian pada tahun 1115 mesjid ini direhabilitasi oleh muridnya Tengku Muhammad Chalidy bin Fasaman. Kemudian pada tahun 1351 Masehi kembali direhabilitasi oleh seorang ulama yang bernama Tengku H. Abdul Manan bin Muhammad Sutan Pariaman. Dari dulu sebelum masuknya penjajahan Belanda, mesjid ini tempat belajar membaca Al-Qur’an dan tempat menyelenggarakan shalat Jumat dan memperingati hari-hari besar Islam seperti Israk Mikraj, 1 Muharram dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Keanehan dan kelebihan Mesjid Tuo ini, di depannya terdapat Makam Tuan Tapa, orang keramat yang membunuh Naga. Setiap memperingati Maulid Nabi, dari permukaan makam Tuan Tapa ini keluar dengan sendirinya talam, piring, mangkok, gelas dan sendok serta perkakas dapur lainnya secara gaib. Kemudian semua benda itu ditaruh kembali setelah digunakan, dan pada tengah malam menurut saksi mata semua benda itu masuk dan hilang kembali ke dalam Makam Tuan Tapa.

Makam Tengku Dibitay - Banda Aceh

Tidak begitu jauh dari pusat kota Banda Aceh, hanya perlu 10 atau 15 menit kita sudah bisa sampai ditempat peninggalan atau bisa disebut kampung orang Turki jaman dulu. Nama kampung itu dikenal dengan Bitai atau masyarakat sekitar mengenal dengan Komplek Makam Tengku Dibitay.



Dulunya, Bitai dikenal dengan perkampungan para ulama baik yang datang dari Pasai dan Pidie. Ulama-ulama itu banyak berasal dari Negara Baitul Muhadis (ada yang menyebut Baitul Muqaddis). “Mereka itu datang ke sini (Aceh, -red) berombongan dengan kapal-kapal besar, Bitai itu sendiri hanya sebutan orang Aceh untuk kepanjangan Baitul Muhadis,”

Rumah Raja Menggamat (Rungko)

Rumah Raja Menggamat
Rumah Adat Kluet (Rungko) yang terletak di Desa Koto Kluet Tengah didirikan pada tanggal 1 Januari 1861 oleh Raja Menggamat Imam Hasbiyallah Muhummad Teuku Nyak Kuto – keturunan pejuang Kluet Tgk. Imam Sabil yang pernah berperang melawan Belanda dalam Perang Lawe Melang Menggamat. Rumah Adat ini selain tempat tinggal Raja juga berfungsi sebagai tempat perkara jika terjadi perselisihan dan sengketa dalam kehidupan rakyat Menggamat. Sayang sisa-sisa bangunan kerajaan tua ini tidak terawat, bahkan kayu-kayunya sudah banyak yang lapuk dimakan usia. Sudah selayaknya pemerintah merawat dan menjaga situs-situs peninggalan sejarah, karena Negara ini terbentuk dari sejarah masa lalu.


Sabtu, 27 Juli 2013

Makam Syaikh TuanTapa di TapakTuan

Makam Syaikh Tuan Tapa

Sejarah Kota Tapak Tuan atau biasa disebut Kota Naga tidak lepas dari cerita rakyat tentang perkelahian Tuan Tapa dengan sepasang Naga raksasa yang dimenangkan oleh Tuan Tapa. Makam Syaikh Tuan Tapa terletak di Gampong Padang Kecamatan Tapak Tuan. Panjang kuburan ini kurang lebih 7 Mtr dan lebar 1,5 Mtr.


Tapak Kaki Besar Tuan Tapa


 Tapak kaki besar ini adalah simbol kota Tapak Tuan Aceh Selatan, yang mana masyarakat setempat percaya bahwa dahulu kala di Kota ini pernah hidup seorang pertapa sakti yang bertubuh tinggi besar, namun taat dan patuh kepada ALLAH SWT. Masyarakat setempat memanggilnya dengan sebutan Syaikh Tuan Tapa.

Fosil Potongan Badan Naga di Batu Merah-Tapak Tuan

Selain Makam Tuan Tapa, bukti-bukti lain yang dapat dilihat dari cerita rakyat tersebut adalah fosil bagian badan naga yang sudah membatu di “Batu Merah” yang terletak dipinggir jalan Tapak Tuan.

Fosil potongan badan naga yang sudah membatu

Rabu, 10 Juli 2013

Mesjid Tertua Aceh Selatan (Mesjid Tuo Pulo Kambing)

Mesjid Tertua Aceh Selatan
Ruangan Dalam Mesjid
Mesjid Tuo Pulo Kambing terletak di Desa Pulo Kambing Kec. Kluet Utara. Mesjid Tuo Pulo Kambing umurnya sekarang berkisar sekitar 9 abad lebih (tepatnya mesjid ini dibangun pada tgl 8 Agustus 1351 Masehi oleh seorang Ulama yang bernama Syech Muhammad Husin Al-Fanjari Bin Muhammad Al-fajri Kautsar, murid dari seorang ulama Sufi yang datang dari Persia). Mesjid ini mempunyai tiang-tiang yang berukir kalighrafi arab dan tulisan tersebut menceritakan riwayat berdirinya kerajaan-kerajan Islam dahulu di Aceh. Uniknya mesjid ini mempunyai kemiripan dengan mesjid yang pertama dibangun oleh Wali Songo di Jawa. Tiang pertama mesjid ini kayunya diangkut sendirian dari hutan Ruak oleh salah seorang murid Syech Muhammad Husin Al-Fanjari yang bernama Syech Mutawali Al-fanshuri dengan tangan kosong pada tanggal 5 Agustus 1351 Masehi. Setelah tiang pertama dipancangkan selesai shalat subuh, 8 Agustus 1351 baru bersama masyarakat secara bergotong royong mesjid itu dibangun dibawah komando Syech Muhammad Husin Al-Fanjari dengan menyembelih satu ekor kerbau, satu ekor kambing dan satu ekor ayam jantan putih. Mesjid ini adalah Mesjid Tertua di Aceh Selatan. Ada hal yang menarik dari Mesjid ini, disamping bangunannya yang unik, disalah satu pilarnya  pada hari-hari tertentu mengeluarkan air, biasanya fenomena ini terjadi pada hari Jum’at. Mesjid ini terletak di Desa Pulo Kambing-Kota Fajar, Kec. Kluet Utara, Kab.Aceh Selatan.

Salah satu pilar Mesjid yang mengeluarkan air